Tekan angka pengangguran, Kadin Tuban siapkan SDM unggul dan berdaya saing

SURABAYA, Selasa (23/5/2024): Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur bersama Kadin Kabupaten Tuban berkomitmen ikut mengurangi angka pengangguran di kabupaten Tuban dengan menciptakan SDM unggul dan berdaya saing. Hal ini sejalan dengan amanah Perpres 68/2022 yang menempatkan Kadin sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan program revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, Kadin Tuban bersama Kadin Jatim dan Kadin Institute melaksanakan Pelatihan Pelatih Tempat Kerja Internasional Versi Dasar (AdA-IB). Pelatihan yang dilaksanakan mulai hari Senin (22/5/2024) hingga Minggu (28/5/2024) diikuti oleh 20 peserta perwakilan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan dari berbagai industri di Tuban, diantaranya industri manufaktur, perdagangan, perhotelan serta lainnya.

Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk membuka ruang belajar secara bersama-sama. Tujuan dari pelatihan yang dilakukan adalah untuk melatih calon karyawan dunia industri. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan SDM yang siap berkompetisi di dunia kerja. Terlebih angka pengangguran di Tuban juga masih tinggi, mencapai 4,54 persen atau sebesar 31.879 orang di Agustus 2022. Oleh karena itu, link and match antara kebutuhan industri dan pelatihan sangat penting.

"Rencananya, akan ada pendirian rumah vokasi yang dilengkapi dengan konsultan vokasi. Oleh karena itu, pelatihan ini terus dilaksanakan dan telah dilakukan sebanyak 22 kali. Selain itu, Tuban memiliki posisi strategis karena banyak industri berdiri di sana,” kata Adik.

Adik juga menyinggung bahwa revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi ini bertujuan untuk memperkuat dunia kerja yang berkualitas. Rumah Vokasi adalah bagian kecil dari langkah-langkah selanjutnya.

“Kami dari Kadin Jawa Timur akan mendukung apa yang diperlukan oleh Kadin Tuban, baik dalam hal mentorship dan lainnya. Oleh karena itu, para peserta harus lulus sebagai master trainer. Mereka harus menyelesaikan pelatihan (AdA-IB). Peserta harus memahami bahwa uji kompetensi dan sertifikat diberikan oleh IHK Trier dari Jerman dan BNSP. Mereka harus mengikuti pelatihan hingga selesai,” tambahnya.

Ketua Kadin Tuban Mukaffi Makki menegaskan bahwa pelatih ini tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi bersifat jangka panjang. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan SDM yang mampu bersaing di dunia kerja

"Dalam menghadapi perkembangan revolusi Industri 4.0 menuju Revolusi Industri 5.0, diperlukan SDM yang kompeten dan terampil untuk memenuhi Dunia Usaha, Dunia Industri Kerja (DUDIKA). Salah satu upaya untuk menyiapkan SDM yang kompeten dan kompetitif adalah melalui pelatihan ini. Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama industri atau perusahaan dan tenaga kerja,” terang Gus Kaffi, sapaan akrab Mukaffi Makki.

Lebih lanjut, Kaffi menjelaskan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Vokasi tidak dapat terlepas dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan, Praktek Kerja Industri, serta Pemagangan yang memerlukan Pelatih Tempat Kerja (In-Company Trainer) di perusahaan. Pelatih tersebut harus mampu menyiapkan, merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan pelatihan vokasi secara mandiri dan terencana di perusahaan.

“Pelatihan ini sangat penting untuk memberikan manfaat yang banyak. Ini merupakan implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2022. Oleh karena itu, seluruh peserta harus mengikuti kegiatan ini dengan serius. Pengurus Kadin Tuban siap bersinergi dengan pemerintah daerah,” jelasnya.

Koordinator Program IHK Trier Jerman Andreas Gosche yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengajak semua pihak untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan SDM secara massal. Karena Tuban akan menjadi kota yang maju, pendidikan harus menghasilkan output yang jelas dan bukan hanya salinan. Hal ini diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Program sekolah vokasi ini telah dimulai oleh Indonesia sejak November 2015.

“Marilah kita ingat, pada tahun 2014, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia ingin menerapkan pendidikan vokasi. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan SDM yang handal dan profesional di dunia kerja. Oleh karena itu, kita akan merasakan manfaat dari pelatihan ini. Pelatihan ini akan mencetak generasi yang berkualitas dan siap menghadapi dunia kerja,” terang Andreas.

Kepala Disnakerin Tuban Sugeng Purnomo mengatakan bahwa banyak koordinasi yang sulit untuk diolah. Namun, Kadin Tuban di bawah kepemimpinan Gus Kaffi mampu berjalan dengan baik. Kerjasama dengan pelatih berkelas dari Jerman adalah bukti nyata.

“Kita harus bergerak maju dan unggul untuk menyiapkan SDM. Bayangkan saja jumlah angkatan kerja setiap tahun dan berbagai bidang yang ada. Tetapi jika SDM generasi Tuban kurang berkualitas, bagaimana kita bisa bersaing,” tutur Sugeng.

Sugeng menambahkan bahwa anggaran Disnakerin cukup terbatas. Oleh karena itu, ini menjadi tanggung jawab bersama. Yang paling penting adalah menyelenggarakan pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Di Tuban, terdapat peluang yang harus kita manfaatkan bersama.

“Harapan kita adalah pelatihan ini memberikan manfaat yang baik. Hal ini untuk menghadapi masa depan para anak muda Tuban. Tujuannya adalah membuat Tuban menjadi kota yang lebih maju dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Meskipun Tuban memiliki banyak perusahaan, namun angka kemiskinan masih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kekurangan yang perlu ditangani dengan tepat. “Oleh karena itu, pemerintah dan organisasi profesi harus bekerja sama secara sinergis,” pungkasnya.(*)