Gandeng Kadin Jatim dan Sampoerna, Alit Indonesia Beri Pelatihan Duta Dewa Dewi Ramadaya

SURABAYA, Jumat (14/7/2024): Yayasan Alit Indonesia berupaya mengembangkan potensi desa melalui program Dewa Dewi Ramadaya. Hal itu dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa agar tingkat kekerasan kepada anak akibat tekanan ekonomi bisa diminimalisir.

Di setiap daerah, dipilih Duta Nasional Dewa Dewi Ramadaya yang akan menjadi wakil Alit untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki.

Program Dewa Dewi Ramadaya oleh Alit Indonesia ini mendapat dukungan dari HM Sampoerna dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim sejak tahun 2022. "Kadin Jatim berkomitmen untuk mendukung program Dewa Dewi Ramadaya oleh Alit Indonesia yang dilaksanakan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa dan perlindungan anak," kata Ketua Umum Adik Dwi Putranto di Surabaya, Jumat (14/7/2024).

Upaya peningkatan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan ini salah satunya dengan memberikan pelatihan dan pendampingan UMKM dan kurasi produk UMKM binaan Alit, membuka jaringan pasar, serta menyalurkan dan menjualkan produk yang dihasilkan oleh masyarakat desa termasuk pariwisatanya melalui program Dewa Dewi Ramadaya.

"Agar Duta Dewa Dewi Ramadaya ini memiliki kualitas dan kapabilitas tinggi dalam melakukan pendampingan kepada UMKM yang ada di desa, maka Alit Indonesia menggandeng Kadin Jatim dan HM Sampoerna Tbk. untuk memberikan diklat atau pelatihan kepada Duta Nasional Dewa Dewi Ramadaya sebagai bentuk pengembangan keterampilan dan kapasitas mereka," ujar Direktur Eksekutif Alit Indonesia Yuliani Umrah ketika dikonfirmasi.

Remaja, lanjutnya, dapat menjadi perantara antara anak-anak dan orang dewasa dalam penyampaian informasi. Disamping itu, remaja cenderung memiliki jejaring pertemanan yang luas, semangat yang membara dalam belajar dan mengeksplorasi hal baru serta mengembangkan kreatifitas dalam berbagai hal.

"Remaja juga sangat erat dengan dunia maya dan media sosial, sehingga ini menjadi alasan kuat untuk menjadikan remaja sebagai Duta yang dapat mempromosikan dan mengembangkan potensi desa baik melalui jejaring pertemanan, masyarakat, hingga melalui jejaring sosial," kata Yuli.

Ia menjelaskan, ada dua potensi desa yang menjadi fokus untuk dikembangkan dalam diklat ini. Pertama, potensi dalam sector agro atau pertanian yang berfokus pada pengembangan sistem pertanian permakultur dan pemanfaatan hasil panen. Kedua, potensi dalam sector budaya.

"Diklat DDRD diadakan dengan harapan para remaja yang menjadi perwakilan desa dapat memiliki kemampuan dan keterampilan yang kuat dalam mengolah, mengembangkan dan mempromosikan potensi desanya. Sehingga, program ini dapat mendorong percepatan pengembangan potensi desa dan pemajuan budaya," katanya.

Ada 3 topik utama yang akan dibahas dalam Diklat DDRD. Pertama tentang permakultur. Topik ini akan dibagi menjadi beberapa materi. Diantaranya, konsep permakultur, pengolahan lahan, pembuatan pupuk padat dan cair, pembibitan, aquakultur, serta penanaman dan perawatan tanaman.

Topik kedua yaitu tentang pengembangan budaya dan pasca panen. Topik kedua dipecah dalam beberapa materi, diantaranya metode pengeringan, pemanfaatan ganyong, mocaf dan sumber makanan pokok lainnya menjadi bahan makanan olahan, pemanfaatan bahan organic menjadi produk perawatan tubuh dan kecantikan, housekeeping, batik, gamelan, table manner, hingga Menyusun destinasi wisata desa.

Topik yang terakhir yaitu mengenai promosi. Potensi desa yang sudah tergali dan dimanfaatkan dengan baik dan berkelanjutan, akan tetap kurang apabila tidak dipromosikan dengan baik. Proses promosi ini juga diharapkan dapat memberikan income bagi desa dan warga desa, tanpa mengabaikan unsur ramah anak. Materi dalam topik promosi ini diantaranya, fotografi dan videografi, selling marketing, analisis usaha, public speaking, hingga materi SOP penjualan.

Diklat Duta Nasional Dewa Dewi Ramadaya diadakan selama 10 hari dari tanggal 8 Juli 2023 hingga 18 Juli 2023 di 4 tempat yaitu Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), Kantor ALIT Pandaan, Tetirah Gayatri, dan Kadin Jatim. Dibimbing oleh 4 fasilitator utama, dan beberapa pendamping, serta dikemas secara unik dan menarik, diharapkan kemampuan yang dimiliki peserta dapat diajarkan kembali pada anak-anak dan remaja di wilayah masing-masing, sehingga tujuan dan dampak positif dari kegiatan ini dapat tercapai dan berkelanjutan.(*)