SURABAYA, Sabtu (3/2022): Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite, Solar dan BBM non subsidi jenis Pertamax akan menggerus daya beli masyarakat.
"Kondisi Indonesia saat ini memang tidak baik-baik saja. Daya beli masyarakat sedang menurun akibat tingginya inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga berbagai kebutuhan dan jasa. Dengan adanya kenaikan harga BBM yang mencapai Rp 2000 lebih ini, maka bisa dipastikan daya beli mereka semakin melemah," ujar Adik Dwi Putranto saat dikonfirmasi, Surabaya, Sabtu (3/9/2023) malam.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa yang paling terdampak akibat kenaikan harga BBM adalah konsumen karena biaya kenaikan tersebut akan dibebankan kepada mereka, baik kenaikan biaya logistik maupun kenaikan biaya lainnya.
"Kalau dari sisi perusahaaan, kenaikan itu bisa dibebankan pada harga jual. Perusahaan akan menaikkan harga jual sesuai dengan kenaikan harga BBM. Sehingga yang tetep terkena ya konsumen. Dampak selanjutnya daya beli kian turun," tegasnya.
Jika daya beli masyarakat yang lemah ini semakin turun, maka bisa dipastikan industri, baik barang atau jasa akan mengurangi produksi. Dan ini yang membuat pertumbuhan ekonomi akan terganggu. "Besar kemungkinan target ekonomi Indonesia pada tahun ini sebesar 5,2 persen tidak akan tercapai," tandasnya.
Adik menyadari bahwa keputusan ini memang sangat berat yang harus diambil pemerintah. Karena beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah semakin membengkak akibat kenaikan harga minyak dunia yang kian tinggi.
"Ini adalah langkah yang sangat berat akibat kenaikan harga minyak dunia. Pemerintah sudah tidak sanggup untuk terus menanggung subsidi BBM," tegasnya.
Yang harus dilakukan pengusaha selanjutnya adalah berhitung ulang. Karena biaya logistik pasti mengalami kenaikan. "Sektor transportasi inilah yang paling cepat melakukan penyesuaian harga. Sedangkan untuk sektor lain, masih perlu waktu untuk menghitung beban biaya produksi yang bertambah," kata Adik. Untuk itu, Kadin Jatim meminta pemerintah mampu menjaga daya beli masyarakat agar tidak semakin menurun.
Terkait dengan bantuan sosial yang rencananya akan dikucurkan pemerintah, ia mengatakan hal itu memang seharusnya dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. "Bansos ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan itu sudah benar," pungkasnya.
Seperti diketahui, siang tadi, tepatnya pada pukul 13.30 WIB, pemerintah telah mengumumkan kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite, solar dan BBM non subsidi jenis Pertamax. Kenaikan dimulai pada hari ini, Sabtu (3/9/2023) pada pukul 14.30 WIB.
Adapun perinciannya adalah harga Pertalite yang awalnya sebesar Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari harga Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan harga Pertamax meningkat dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.(*)