SURABAYA, Kamis (27/10/2023): Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa efisiensi melalui transformasi digital menjadi salah satu cara industri manufaktur untuk bisa bertahan saat menghadapi krisis.
"Industri manufaktur di Jatim ini sangat besar, kontribusinya terhadap nasional mencapai 23,41 persen. Ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan melalui transformasi digital, terlebih disaat resesi membayangi dunia," kata Adik saat dialog bertajuk Industrial Roadshow and Business Forum for Automotive Manufacturing: Drive Business Efficiency and Profitability Through Powerful Solutions di Surabaya, Kamis (27/10/22).
Salah satu industri manufaktur Indonesia yang memiliki potensi besar adalah industri otomotif, dimana industri ini terus mengalami pertumbuhan seiring dengan pertumbuhan kelas menengah. Di tahun 2017, kelas menengah Indonesia mencapai 22 persen. Saat ini hingga 5 tahun kedepan diproyeksikan akan mencapai 30 persen dan di tahun 2050 bakal menjadi 50 persen.
"Ini peluang untuk bisnis otomotif karena kelas menengah banyak. Jika transportasi umum belum tersedia dengan baik, pasti akan mengarah ke sana. Apalagi infrastruktur sudah bagus, jalur tol sudah tersambung. Bahkan saat event GIAS di Jakarta, seolah-olah kita tidak menghadapi krisis karema transaksi sangat bombastis, triliunan rupiah termasuk mobil listrik," katanya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, industri manufaktur otomotif memang menjadi salah satu industri strategis nasional. Secara nasional, pada kuartal kedua tahun 2022, manufaktur otomotif telah mengalami pertumbuhan sebesar 7,35 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan industri secara umum yang mencapai 4,33 persen. Sementara jumlah industri perakitan kendaraan roda 4 atau lebih mencapai 21 industri dengan total investasi sebesar Rp 140 triliun. Dari investasi terbesar, 83,3 persen dari Jepang, sisanya dari Korea Selatan, China, dan Uni Eropa serta dalam negeri
Meski demikian, ada banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah isu perbaikan proses manufaktur dan isu pengurangan emisi gas karbon. Hal ini harus ditangkap oleh pelaku bisnis otomotif dengan melakukan transformasi digital dan penggunaan teknologi canggih.
"Hal yang paling esensial dari adanya transformasi digital adalah bergesernya industri manufaktur manual ke industri manufaktur dengan sistem mobile," tandasnya.
Ketua Kadin Surabaya Ali Affandi LaNyalla M.M, juga menyatakan harus ada strategi tepat yang dilakukan oleh pelaku industri manufaktur, khususnya otomotif untuk bisa memenangkan persaingan.
"Tantangan kedepan tidak mudah. Karena Indonesia ini adalah pasar potensial, maka luar negeri juga memperebutkannya. Bahkan Presiden Jokowi mengatakan tahun depan adalah tahun gelap. Harus ada siasat dan strategi, salah satunya ya efisiensi melalui transformasi digital dan penggunaan teknologi tinggi," tandasnya saat menjadi moderator dalam kegiatan tersebut.
Transformasi digital, lanjutnya, memiliki kerangka kerja yang membantu perusahaan untuk meningkatkan performanya, diantaranya adalah membangun kapabilitas sistem operasional, kepemimpinan yang efektif mendorong pembentukan budaya internal yang Baru.
"Inti dari transformasi digital dalam bisnis adalah kesadaran atas perubahan budaya akibat kemajuan teknologi dan bagaimana teknologi bisa membantu meraih peluang bisnis. Oleh karena ini, setiap bagian perusahaan perlu memahami arus informasi internal dan eksternal," tegas Ali Affandi yang akrab disebut mas Andi.
Country Manager Epicor Indonesia Adhi Firmansyah mengatakan bahwa Roadshow and Business Forum for Automotive Manufacturing yang digelar kali ini ditujukan untuk mengedukasi market Jatim tentang pentingnya transformasi digital di era 4.0.
"Industri manufaktur di sini sangat besar dan sekarang Jatim sudah mulai ada saingannya yaitu Jateng. Maka Jatim harus melakukan efisiensi proses agar menjadi market yang kompetitif untuk bisa bersaing. Dan Epicor sangat serius dalam mengembangkan market. Kami juga sudah berpartner dengan UB Malang untuk sumberdaya manusia masa depan di Jatim," ungkap Andhi Firmansyah.
Saat ini, ada sekitar 30.000 customer yang telah menggunakan produk teknologi Epicor di seluruh dunia. Dalam 10 tahun terakhir jumlah customer Epicor di Indonesia mencapai 150 Industri besar dan menengah. "Kali ini kami fokus melakukan edukasi kepada industri manufaktur otomotif karena proses didalam manufaktur otomotif lebih kompleks dan general, bisa mewakili beberapa proses, misalnya manufaktur plastik, manufaktur baja dan konfigurasi mesin. Dan sebenarnya salah satu fokus Epicor ini di industri otomotif, industri mesin, plastik, karet dan pabrik logam," katanya.
Ia menandaskan, transformasi digital bagi industri manufaktur dalam negeri sangat penting karena Indonesia memiliki sumberdaya yang sangat besar, baik untuk material ataupun market atau konsumen. Tetapi dari sisi lain, karena Indonesia menjadi pasar yang sangat menarik, maka kompetitor dari negara lain masuk.
"Saat kompetitor masuk, mereka sudah menyiapkan teknologi. Jadi kita memang harus memberikan peringatan agar perusahaan tersebut lebih siap menghadapi tantangan bisnis sehingga mereka harus mengerti bagaimana proses yang benar agar bisa mengembangkan perusahaannya menjadi lebih efisien," tegas Andhi Firmansyah.
Apalagi industri manufaktur otomotif masuk pada industri strategis nasional dimana pemerintah telah menekankan agar industri ini melakukan transformasi digital untuk bisa bersaing di market global. "Di industri otomotif Indonesia, sudah mulai melakukan transformasi karena kompleksitas bisnisnya kompleks sekali sehingga mereka konsen ke sana sebab melalui transformasi digital maka akan lebih efisien dan bersaing," pungkasnya.(*)