SURABAYA, Kamis (23/2/2024): Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur terus berupaya membukakan jaringan bagi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jawa Timur, termasuk dengan memberangkatkan para mahasiswa dan lulusan SMK untuk belajar dan bekerja di Jerman.
Program hasil kerjasama dengan Habibie Education Youth (HEY) ini menjadi salah satu topik bahasan yang diungkapkan oleh Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto saat membuka Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) Kadin Jatim yang digelar di Graha Kadin Jatim, Kamis (23/2/2024). Rapimprov dihadiri seluruh jajaran pengurus bidang yang ada di Kadin Jatim, 30 bidang usaha, 36 anggota luar biasa dari asosiasi dan himpunan serta 38 Kadin kabupaten dan Kota se Jatim.
Lebih jelas Adik mengatakan, Jerman menjadi tujuan tepat dalam peningkatan SDM Jatim karena program yang ditawarkan pemerintah Jerman tidak hanya agar SDM mampu bekerja tetapi juga bisa meningkatkan kualitas mereka karena akan diberi beasiswa untuk menempuh jenjang pendidikan S1 hingga S2.
"Jerman itu sama dengan Jepang, angka kelahiran sedikit. Sementara industrinya lebih banyak dibanding tenaga kerja. Nah, disana nanti mereka akan bisa belajar di universitas yang ditunjuk Kadin Jerman dan bekerja. Tiga hari bekerja, dua hari belajar," ujar Adik Dwi Putranto.
Jika jatah untuk memberangkatkan SDM ke Jerman seluruh Indonesia melalui Habibie Education Youth mencapai 2.000, maka Kadin Jatim menargetkan akan bisa memberangkatkan sekitar 500-1.000 pelajar.
"Peluang ini harus diambil agar SDM kita akan semakin berdaya saing. Terlebih disana mereka juga bisa bekerja. Sehingga saat pulang nanti, mereka tidak hanya membawa uang tetapi juga bisa membawa ijazah kelulusan dari Universitas Jerman. Kami dorong terus karena jumlah lapangan pekerjaan di Jatim tidak sebanding dengan lulusan dalam setiap tahunnya," kata Adik.
Founder Habibie Education Youth Nana Saragih yang juga menjabat sebagai Koordinator Regional Sumatra Kadin Indonesia mengatakan bahwa program kuliah gratis dan bekerja di Jerman ini adalah kerjasama antara pengusaha dengan pemerintah Jerman atau Government to Business.
"Kampus, tempat tinggal dan pekerjaan, Habibie yang akan carikan semua. Yang harus dipersiapkan hanya harus belajar bahasa Jerman selama 6 bulan di Kadin Institute untuk menyelesaikan 36 bab materi dalam bahasa Jerman hingga mereka miliki sertifikat keahlian bahasa Jerman, Goethe," kata Nana.
Persyaratan memang tidak sama dengan Tenaga Kerja Indonesia yang akan dikirim ke sana yang tidak harus memiliki sertifikat keahlian bahasa. "Kalau TKI tidak perlu sertifikasi, tetapi kalau ingin kuliah maka pasti dibutuhkan. Misalnya, jika mau kuliah ke Amerika ya harus punya Toufl. Maka jika mau belajar ke Jerman ya harus punya Goethe," katanya.
Dan ini harus mereka tanggung sendiri, termasuk biaya ujian Goethe, visa, pencarian tempat tinggal, kampus, penterjemah, sekolah kepribadian dengan perkiraan biaya Rp 35 juta. "Itu sudah termasuk semuanya. Tetapi yang perlu diketahui adalah ketika mereka sudah sampai disana, seluruh biaya gratis, mulai dari biaya hidup hingga belajar. Bahkan meraka akan mendapatkan upah," katanya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, sebenarnya program ini telah mulai ia rintis sejak tahun 2017. Sebelum covid-19, dalam setiap tahunnya HEY telah berhasil memberangkatkan sekitar 817 pelajar dari total kuota 2.000 per tahun. Tetapi pada tahun 2021 hanya mampu memberangkatkan 496 pelajar. Untuk itu, ia menggandeng Kadin Jatim. "Karena Kadin Jatim adalah Kadin paling keren dan miliki Kadin Institute," tegasnya.
Selain menjalin kerjasama dengan HEY untuk peningkatan SDM professional di Jatim, Kadin Jatim juga menandatangani kerjasama dengan Sucofindo dalam bidang inspeksi, pengujian dan sertifikasi serta dengan Ciputra Entrepreneur Club tentang peningkatan daya saing kewirausahaan dan jaringan pemasaran.
Rapimprov Kadin Jatim kali ini juga membuahkan sejumlah rekomendasi yang akan menjadi acuan dalam menentukan arah kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh seluruh jajaran pengurus sesuai bidang usaha masing-masing.
Ada empat pokok isu yang telah menjadi bahasan, yaitu penguatan kelembagaan, ketahanan pangan, percepatan ijin dan sinergi, kolaborasi dan network.
Sementara usulan yang mengemuka meliputi penguatan kelembagaan Kadin di Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, peningkatan dan penertiban keanggotaan Kadin dan sosialisasi UU 1/1987 dan Keppres 18/2022.
Selain itu juga tentang penguatan ketahanan pangan, peningkatan SDM Kadin Provinsi, Kota dan Kabupaten, peningkatan kualitas sinergi, kolaborasi, dan network dengan stakeholder dan kebijakan dengan Kementerian terkait.
Disisi lain, juga ada pemberikan apresiasi kepada Bupati /Walikota melalui KADIN Award setiap tahun. Menekan sinergi regulasi perizinan serta mendesak pemerintah melibatkan Kadin dalam setiap penerbitan peraturan dan kebijakan yang berhubungan dengan perekonomian. Dan penguatan kelembagaan advokasi diantaranya advokasi perpajakan dan hukum.(*)